Unsulbar News, Majene – Tidak lama lagi Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) akan memiliki gedung Fakultas Kedokteran. Tentunya sebagai sebuah fakultas, ia akan memiliki program studi tersendiri. Rektor Unsulbar, Prof Dr Muhammad Abdy, SSi MSi saat wawancara dengan Unsulbar News (Kamis, 14/3/2024) mengatakan, ia telah berusaha semaksimal mungkin dan terus berkomunikasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Seodirman (FK Unsoed) terkait persiapan-persiapan dokumen borang yang diperlukan.
“Kita sekarang sementara menggorok terus borang-borang yang harus dikirimkan. Karena itu ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi termasuk menyiapkan tenaga pengajar dokter. Kita harus menyiapkan 24 dokter yang nanti mengajar, itu nanti kita akan laporkan segera ke kementerian dan mudah-mudahan April kita sudah bawah dokumen-dokumennya ke kementerian,” ucap Rektor.
Adapun program studi (prodi) yang nantinya dibuka oleh FK-Unsulbar yaitu S1 Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter, yang mana Profesi Dokter merupakan disiplin ilmu lanjutan yang dapat diprogram hanya jika seseorang telah menyelesaikan Pendidikan Dokter. Jika di Fakultas Kesehatan Unsulbar, dua prodi di atas dapat disamakan dengan S1 Keperawatan dan Profesi Ners.
“Untuk pertama ini dua prodi, S1 Pendidikan Dokter dan Profesi Dokter. Jadi kuliah dulu empat tahun (S1 Pendidikan Dokter), kemudian lulus. Kalau lanjut (Profesi Dokter), jadi Co-ass namanya. Dan biarpun kelihatan beda, sebenarnya dia satu, dua-duanya nyambung,” tambah Prof Abdy.
Rencana Kerja Sama Beberapa Rumah Sakit
Terkait dengan tempat praktiknya, Unsulbar yang notabene masih dalam tahap pengembangan tentunya akan melakukan kerja sama dengan beberapa rumah sakit yang ada di Sulawesi Barat untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
“Untuk di awal-awal ini kita kerja sama dengan rumah sakit yang ada di sini to (Sulawesi Barat), seperti rumah sakit Polewali dan Majene, karena wajib ada namanya rumah sakit pendidikan. Dan karena kita belum ada jadi kita kerja sama. Mungkin ke depan insya Allah kita akan berusaha supaya ada rumah sakit pendidikan,” tutur Prof Abdy.
Adapun gedung pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembangunan FK adalah Gedung Kembar dan Gedung Fikes Unsulbar, sedangkan untuk tahun ini rencananya jalur pendaftarannya hanya lewat seleksi Mandiri (SM).
“Kalaupun dibuka tahun ini dia akan masuk jalur mandiri, itupun kalau sudah ada izin,” jelasnya.
Harapan Rektor
Adapun harapan rektor, dengan hadirnya Fakultas Kedokteran ini Unsulbar bisa melahirkan putra-putri daerah yang memiliki daya saing dalam bidang kedokteran, mengingat tenaga kesehatan dalam hal ini dokter masih minim di Sulawesi Barat.
Ia juga berharap, ada semacam program beasiswa dari Pemerintah Daerah (Pemda) misalnya berupa ikatan dinas untuk siswa-siswi terbaik dari setiap kabupaten. Tujuannya adalah agar mereka dapat dibiayai untuk kuliah oleh Pemda.
“Kita berharap Pemda setiap kabupaten itu mau memberikan semacam ikatan dinas, jadi misal dia mengirim siswa-siswi terbaiknya dan dikuliahkan dengan biaya dari situ. Kita berharap kita akan terus lobi, karena kalau tidak begitu, orang dari luar semua lagi (yang jadi mahasiswa kedokteran), tidak ada orang Sulbar karena kalah bersaing dari luar, karena pasti ini jadi rebutan dan jadi banyak peminatnya,” pungkasnya penuh harap.


